top of page
Search

Haruskah bunuh diri?

  • Writer: Meliza Gilbert
    Meliza Gilbert
  • Jun 7, 2018
  • 2 min read

Updated: Nov 30, 2018


Kate Spade

If you’re honest and fair as you can be , not only in business but in life, things will work out, “ Kate Spade “.


Selasa pagi , dunia dibangunkan dengan berita meninggalnya salah satu perancang tas ternama dunia, Kate Spade. Spade diketahui gantung diri di rumahnya park Avenue , Upper East Side Manhattan dengan selendang merah di lehernya.


Tentunya ini membuat publik tergugah mengingat umur Spade yang masih 55 tahun dan juga melihat kesuksesan Spade membawa perusahaannya. Tahun 1999 ia menjual 56 % saham perusahannya ke Neiman Marcus dengan harga US$33.6 juta. Tak berhenti disitu, semangatnya di dunia bisnis membawanyauntuk melaunching fashion brand baru bernama Frances Valentine pada tahun 2016.


Depresi


Warna-warni hasil karya Spade , rupanya tidak sejalan dengan apa yang ia rasakan. Selama ini kita belum tahu apa yang ada di hatinya. Spade mengalami depresi dan kegelisahan selama bertahun-tahun , sang kakak sampai suami sudah mengingatkannya untuk menjalani pengobatan tapi Spade memilih untuk menolak hal tersebut dan ingin lebih fokus pada karyanya.


Depresi bisa dialami oleh siapapun terutama mereka yang berada dibawah tekanan. Menurut WHO, depresi adalah satu dari 11 common mental disorders atau penyakit jiwa yang lazim dijumpai. Tak banyak pengidap depresi bisa langsung dikenali , butuh pendalaman yang lebih jauh. Pengobatan depresi bisa dilakukan dengan cara terapi bicara atau dengan obat antidepresant atau dengan kombinasi keduanya.


Mau tidak mau dengan adanya berita ini kita pasti langsung berpikir kenapa bisa orang sukses , memiliki banyak uang , dikenal banyak orang bisa mengalami hal ini? Bukankan itu semua yang banyak diharapkan banyak orang selama ini?


Nyatanya data WHO menunjukkan tahun 2015 bunuh diri di sejumlah negara adalah penyebab kematian nomor dua pada penduduk usia produktif (15-29 tahun). Di Indonesia sendiri bunuh diri bisa mencapai angka 4,3 per 100.000 populasi.


Haruskah bunuh diri?


Apapun alasan yang ada dibenak Spade saat ia memutuskan bunuh diri dan meninggalkan surat bagi anaknya tak lain adalah karena tak kuat dengan tekanan yang ia rasakan dihatinya. Tekanan yang menahun, menumpuk hingga akhirnya memilih untuk pergi selamanya.


Mengatasi gejala depresi bisa dilakukan dengan bicara dengan orang terdekat. Nampak mudah bukan untuk dilakukan , tapi tak semua orang bisa dan mau untuk terbuka. Diposisi lain ,jika ada teman yang bercerita cobalah untuk mendengarkan dengan seksama dan coba pahami apa yang dirasakan. Terkadang manusia hanya butuh didengarkan bukan meminta jalan keluar.


Selamat jalan, Spade.


NB: Nomor darurat cegah bunuh diri dapat menghubungi kementerian kesehatan di nomor 119



Source:

https://lifestyle.kompas.com/read/2015/09/11/160000723/Bunuh.Diri.Salah.Satu.Penyebab.Kematian.Tertinggi.Usia.Produktif

http://www.who.int/mental_health/management/depression/en/

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/03/26/220809023/depresi.ke.mana.harus.curhat.


 
 
 

Kommentare


© 2023 by The Beauty Room. Proudly created with Wix.com

bottom of page